Thursday, 21 November 2019

Sapta Wening, Manjing Wening ing Kahanan Tentrem


Hii bor..
Gue punya rekomendasi tempat ngopi yang chill abis nih, kali ini ada di daerah Kabupaten Batang yaa. Tepatnya di Desa Bawang Kecamatan Blado.
Menemukan tempat nongkrong yang cozy dengan harga murah dan suguhan pemandangan alam yang indah  memang gampang-gampang susah.
Tepat di kaki gunung  Kemulan, terdapat sebuah gubuk atau kedai kopi yang menyuguhkan panorama sangat indah dan chill abis.
Sapta Wening, iya itu nama kedainya.
Sapta yang berarti tujuh dan wening yang berarti Hening atau tenang, kira-kira kalo digabungin jadi tujuh hari dalam keheningan dan ketenangan, tiap hari dong jadinya. Gitu sih menurut mas Awik salah satu Barista yang ada di sana.
Simak baik-baik ya bor…
          Buat gue, Sapta wening bukan sekedar kedai kopi atau tempat nongkrong biasa, tapi juga sebuah tempat meditasi. Dimana gue bisa nenangin diri setiap kali datang kesini. Menurut gue lho~
Kenapa bisa gitu? Iyeeee, gue tau lu pasti bakal nanya gitu, ye kaaan?
Karena di sana gue juga nemuin kedamain yang nggak bisa gue dapet di sekitar tempat tinggal gue sekarang.
Saat gue muak banget sama suasana perkotaan, muak sama kerjaan dan butuh banget inspirasi buat nulis ataupun gambar, yaudah datang aja ke sana. Aneh bin ajaib, seketika gue ngerasa plong, hati dan fikiran adem dan rilex total.
Dan ternyata bukan cuma gue bor yang ngerasain gitu. Beberapa waktu lalu gue sempet singgah ke sana dengan seorang musisi, fotografer dan treveller dunia. Dia ngrasain hal yang sama kaya gue dan suka datang ke tempat ini pas lagi butuh inspirasi dan penat.
Emang sih, Kedai ini baru dibuka bulan Juni 2019 kemarin, tapi udah banyak bikin customer kena candu buat datang ke sini terus. Sapta Wening benar-benar menawarkan panorama alam dan keasrian hutan pinus yang rindang dan sejuk, sehingga para pengunjung merasa betah berlama – lama. Termasuk gue!
Walaupun cuaca panas pepohonan rindang akan menaungi kita dan menjaga kesejukan area kedai.
Konsep kedai kopi ini Back to Nature banget. Disana kita bakal dimanjain dengan pemandangan indah pohon pinus yang berbaris sangat rapi dihiasi bunga pinus yang berjatuhan dibawahnya. Gue paling demen ngambilin tuh bunga, rasanya pengen bawa karung tiap main kesana. Bisa bayangin dong di antara pohon pinus yang rindang, terdapat sebuah gubuk sederhana yang memiliki interior serba kayu dan sangat menyatu dengan alam.  Di sekeliling gubuk tersebut ada beberapa pasang meja kursi kayu yang didesign sangat minumalis, dan diantara pohon-pohon pinus yang tinggi tergantung beberapa hammock dan gazebo unik.
Kalau gue sih lebih suka di outdoornya. Biasanya gue duduk di tepi tebing dengan beralaskan tikar. Disana gue bisa tiduran di atas tikar, atau di atas hammock sambil baca buku atau mandangin gunung Kemulan yang ada di sebelah selatan kedai, pun hutan lebat yang indah banget di sebelah timur. Karna ini berada di dataran tinggi, so kita bisa liat beberapa desa yang letaknya lebih rendah dan jauh dari sini. Kalau malem tiba, kita bisa saksikan gemerlap lampu pedesaan, bulan yang indah dan bintang yang seolah berlomba-lomba memancarkan cahaya tanpa terhalang apapun. 




 Oke sekarang kita ke menu. Makanan dan minuman yang disajikan pun beragam, walaupun tidak begitu banyak sih. Kopi sebagai menu utama, dan hanya ada manual brew ya di sini. Karena di Sapta Wening belum ada listrik, jadi minuman yang disediakan hanya minuman panas. Selain berbagai macam kopi lokal sebagai menu utama, disini juga tersedia teh dan coklat. Untuk teh sendiri ada 2 varian bor, teh hitam dan teh hijau, teh nya juga teh lokal loh bor. Kedai ini mematok harga makanan mulai Rp. 10.000,- sampai Rp.15.000,-,sangat murah meriah, pun dengan minumannya. Tentu tidak membuat kantong pengunjung jebol. Dan yang paling menarik, cemilan yang disajikan disini dalam porsi sharing, alias buanyak banget.





Suasana sore di sini nggak kalah asik. Kita bisa liat matahari yang mulai terbenam dari sela-sela pohon pinus. Kalo gue lebih seneng suasana sore ketika habis hujan, karna langit biasanya mejadi orange keungu-unguan, gitu deh pokoknya, Nah kalo hari udah gelap biasanya para pengunjung dibuatkan api unggun. Selain buat menghangatkan badan, api unggun juga dibuat untuk penerangan. Karena di kedai ini belum ada listrik, jadi selain penerangan lampu portable yang dipasang dalam kedai, luar kedai juga butuh penerangan. Beberapa pengunjung biasanya akan bergabung dan duduk melingkar diantara api unggun sambil bermain gitar dan bernyanyi sesuka hati. Jadi selama belum ada listrik ini, kedai tutup tidak terlaru larut yaa..
Mengingat pentingnya listrik sebagai sarana penerangan yang vital pada malam hari, kedai ini merencanakan tetap akan ada saluran listrik. Selain untuk penerangan jalan, saluran listrik juga dibutuhin buat nge grinder beens coffee dong.
Selain kita bisa nongkrong dan ngopi di sana, kita bisa juga camping bor..
Jadi di sini menerima siapapun yang hendak camping dengan membayar uang kebersihan sesukanya. Temen-temen barista dari kedai bakal nemenin kita.
Nah, berhubung disini dekat dengan Air Terjun Genting (Curug Genting), para pengunjung sapta wening bisa sekaligus berwisata ke Curug Genting.
Kalian harus coba kesini langsung, karna banyak keindahan dan kenyamanan yang susah gue tulis dan gue elasin..
 


  


           Terimakasih mas Awik dan Mas Koko sudah membantu memberikan bahan menulis (foto, all about Sapta Wening) dan terimakasih untuk pelayanan terbaik setiap kali gue datang ke kedai..

 
 


Alamat   : Desa Bawang, Kecamatan Blado, Kabupaten Batang, Jawa Tengah
Jam Operasional
Buka   : Senin – Minggu pukul 10.00 WIB (kecuali Jum’at pukul 13.00 WIB)
Tutup  : Senin – Minggu pukul 20.00 WIB (kecuali Kamis pukul 18.00 WIB)

3 comments: