Banyak orang yang memilih untuk
meninggalkan kehidupan normal untuk hidup berpindah-pindah mengikuti kata
hatinya. Rutinitas yang membosankan membuat orang-orang tersebut memutuskan
untuk pergi berpetualang dan bekerja berdasarkan hobi mereka masing-masing.
Menarik ya?
Untuk berpetualang, kita tidak
perlu melihat gender dan fisik.
Kenapa tidak perlu melihat gender?
Sebagian manusia itu lucu ya, mereka selalu
membandingkan antara laki laki dan perempuan. Bukankah mereka (laki-laki dan
perempuan) itu hanya beda bentuk fisik dan jenis kelamin saja? Anda boleh tidak
sependapat.
Laki-laki selalu identik dengan
kata kuat, pemberani, tangguh, dan tegas. Memang tidak ada perempuan yang seperti itu? Dan
perempuan identik dengan kata lembut, cengeng, lemah dan sopan. Memang tidak ada laki-laki
yang seperti itu?
Mereka terlalu memikirkan ke perempuanannya.
Mungkin karena setiap perempuan berpikir ke perempuanannya, jadi secara
masyarakat juga selalu berpikir “gender
interest”. Akhirnya tidak melakukan apa-apa dan tidak maju kemana-mana. Saya
pikir kita harus mulai untuk berbicara "apa yang bisa kita (perempuan) lakukan".
Jangan berpikir "apa yang bisa kita lakukan sebagai perempuan"
Apa yang bisa kita lakukan untuk diri sendiri? Apa yang bisa kita lakukan di masyarakat? Apa yang
bisa kita lakukan untuk masyarakat? Jadi jangan sekedar dari kacamata atau
tolak pikir seorang perempuan. Selama itu kita bisa lihat, kita rasakan, pikirkan,
ya lakukan. Tidak peduli perempuan atau laki-laki.
Begitu juga
dengan berpetualang.
Perempuan juga boleh menikmati
petualangan dengan bebas. Sedangkan bagi sebagian orang perempuan harus jauh
dari kata bebas. Katanya perempuan itu harus kalem, tinggal di rumah, tidak suka main jauh
kemana-mana.
Apakah harus seperti itu?
Dibutakan matanya dengan dikurung di lingkaran cerita
tetangga.
Dipatahkan kakinya dengan anggapan bahwa seperti
itulah kodratnya.
Kuliah pulang, kerja pulang makan tidur lalu seperti
itu lagi tugasnya.
Kasihan!
Hilang kemerdekaan dijajah mulut-mulut tak
berpengalaman yang hanya paham dunia pekarangan.
Dengarkan saja kata hati, jangan dengarkan kata orang. Karena
tidak semua
orang hati, perasaan dan akal nya berfungsi.
Ada seorang perempuan yang menentang pernyataan bahwa perempuan itu adalah makhluk yang lemah dan harus jauh dari kata bebas.
Dia tidak pernah memikirkan
bagaimana jika uangnya habis, bagaimana dia bisa bertahan hidup jika dia tidak bekerja. Karena bagi
dia, hidup
itu tidak melulu soal uang. Kalau hidup
melulu soal uang, mungkin Ayah dan Ibu kita sudah lama menukar kita dengan
beras ketika mengalami ekonomi yang sulit dan tidak bisa membeli beras untuk dimakan. Dan
ketika dia masih diberi nyawa dengan Tuhan, maka dia pasti akan diberi rezeki.
Dia selalu melakukan apa yang ada di pikirannya. Dia sangat tertarik dengan hal baru yang menurutnya menantang dan jarang dipikirkan orang lain. Pikirannya selalu bebas kesana kemari. Awalnya, tubuhnya memang terpasung, tapi fikirannya selalu terbang bebas sebebas-bebasnya. Mau kerja, mau belajar, mau apa kalau pikiran kita tidak bebas, maka tidak akan kemana-mana. Pertama bebaskan, kita mau apa, buka pikiran, lihat sekeliling, jika ada yang menarik coba lihat, pikirkan, jika suka , lakukan, itu prinsip dia.
Naik gunung,
pergi dari kota satu ke kota yang lain, mencoba memiliki pekerjaan lebih dari
satu, mencari teman dengan mengikuti banyak kegiatan sosial dan bergabung
dengan banyak organisasi yang dia tidak mengerti sama sekali, mendengarkan
cerita dari orang baru yang baru dia temui di cafe-cafe hingga fajar datang,
dan membaca buku sebanyak mungkin ketika dia merasa sendiri. Begitu bebas hidupnya.
Ingat, dia perempuan yang tubuhnya terpasung oleh kekangan keluarganya, tapi begitu bebas pikirannya hingga dia dapat melakukan semua yang dia fikirkan. Hutan, pegunungan, dan sawah merupakan tempat favoritnya. Dari ketinggian, dia bisa mentertawakan kesibukannya yang sering dia lakukan di kota. Suara angin, suara air dan burung yang berkicau selalu menenangkan pikiran dan hatinya. Dia kerap menggunakan moment itu untuk berfikir tentang bagaimana petualangan selanjutnya.
Ingat, dia perempuan yang tubuhnya terpasung oleh kekangan keluarganya, tapi begitu bebas pikirannya hingga dia dapat melakukan semua yang dia fikirkan. Hutan, pegunungan, dan sawah merupakan tempat favoritnya. Dari ketinggian, dia bisa mentertawakan kesibukannya yang sering dia lakukan di kota. Suara angin, suara air dan burung yang berkicau selalu menenangkan pikiran dan hatinya. Dia kerap menggunakan moment itu untuk berfikir tentang bagaimana petualangan selanjutnya.
Apakah petualangan adalah tentang
mengabaikan rumah untuk dianggap keren? Apakah petualangan adalah tentang
menyendiri untuk keangkuhan diri?
Apakah petualangan adalah tentang melupakan keindahan
kasih orangtua, untuk melihat keindahan alam?
Berpetualang dalam hidup itu penting. Karena pada akhirnya hidup adalah
sebuah petualangan. Beragam kisah seru tertuang di dalamnya. Banyak hal yang
luar biasa dapat terjadi di setiap episodenya, membuat kita belajar dan
berpikir untuk menyelesaikan petualangan itu atau menyudahinya tanpa mengerti
saat-saat menegangkan, dan bagaimana akhir dari petualangan itu.
Sebagai perempuan, dia sering mendapat pertanyaan tentang kendala dan bagaimana dia bisa bertahan? Dia selalu mendapat pertanyaan darimana dia mendapat uang untuk melakukan petualangannya? Bagaimana bisa dia meninggalkan pekerjaan yang bahkan diidamkan oleh orang lain begitu saja.
Ya, pertanyaan yang bagus dan
wajar.
Dalam hal berpetualang pasti ada kendala, mulai
dari waktu, uang dan kesehatan. Karena dia perempuan, ada hal private sebagai perempuan yang kadang agak
susah. Seperti misalnya ketika dia datang ke tempat tidak ada MCK yang benar dan dia harus mengganti pembalut saat dia datang
bulan. Ketika dia kehabisan uang dan
harus bekerja seadanya sesuai skill yang dia punya sampai akhirnya dia bisa
survive. Dengan cara dia bekerja, tidak ada yang mempermasalahkan
perempuan atau laki-laki. Jangan pikirkan tentang perbedaan.
Soal pekerjaan
yang dia tinggalkan demi hal baru yang diinginkan, dia selalu ingat kata
tokoh idolanya Susi Pudjiastuti Menteri Kelautan dan Perikanan “Cari pekerjaan yang anda suka. Berkarir, berfikir, ber-eksplorasi
dengan kegembiraan. Kalau anda gembira, tenaga anda juga besar. Kalau tenaga
anda juga besar, anda akan mencapai hal yang lebih besar. Kalau anda tidak
suka, cari yang anda suka, belajar yang anda suka. Kegembiraan adalah
energi."
Hal tersebut yang selalu membuatnya
tidak perlu banyak berfikir dalam mengakhiri karier dan kembali berpetualang
untuk hal baru.
Dia memang
perempuan yang mendambakan kebebasan, memiliki kemandirian yang tinggi dan
tidak ingin dipandang lemah. Merokok, bertato, pecandu kopi dan berpakaian
seadanya, sangat beda dengan perempuan pada umumnya. Tato
dan rokok telah menjadi bagian dari diri dia selama bertahun-tahun. Ini adalah cara dia menjalani hidup dia, memakai kaos oblong sudah menjadi kebiasaan
dia yang mebuat dia nyaman jika dibanding harus memakai baju kekinian yang
membuatnya risih dan ribet.
Dan kebetulan dia selalu bekerja di perusahaan yang tidak
mengharuskan dia untuk tidak bertato. Sementara masalah merokok dan ngopi ya itu
kebiasaan yang kemungkinan menjadi seperti kecanduan. Hobi yang tidak sehat.
Tapi yah adalah bagian dari diri dia.
Tapi semaskulin apapun dia, dia
tetap perempuan, sama dengan perempuan lain. Dirinya
yang orisinil ini tak bisa dilawan dengan fabrikasi
(pencitraan buatan) apapun. Penampilannya pun dianggap tidak sesuai dengan "norma"
perempuan-perempuan sekitarnya.
Taukah kamu hal yang paling menyebalkan dari
petualangan adalah sekali kau terkena racunnya, kau akan kecanduan. Kau akan
mencari cara untuk kembali berkelana, meski harus menumpang mobil, tidur mengemper.
Dan ketika kau tiba di pada impianmu, kau tahu semua pengorbanan itu sepadan.
Bisa dibilang petualangan
adalah tentang menghilang untuk menemukan, melangkah untuk memaafkan, mengalah
untuk membahagiakan, dan pergi untuk pulang.
Jangan takut untuk
berpetualang dan jangan berpetualang jika takut.
No comments:
Post a Comment